Rabu, 13 Juli 2011

Rumah Koro: Kerjasama Pembiayaan Budidaya Koro pedang dengan K...

Koro varietas GERAM

Pengembangan dan Budidaya Koro pedang, yang dilaksanakan DPP Gerakan Ekonomi Rakyat Mandiri/GERAM selaku penggerak budidaya nasional, sudah berjalan di 12 provinsi (Jambi, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI Jogjakarta, Jatim, NTB, Sulsel, Sumatera Utara, Bangka Belitung dan Kalimantan Selatan)
Saat ini pengawalan yang dilaksanakan oleh DPP GERAM, dilakukan mulai dari Penyediaan Benih unggul, Pendampingan tanam dan Penjaminan pembelian hasil panennya.
Koro pedang (Canavalia ensiformis) diproyeksikan untuk menggantikan impor Kedelai, Bungkil kedelai dan Gandum, yang selama ini membebani APBN dengan nilai impor sebesar Rp 32,1 trilyun/tahun.
Dari kegiatan pengembangan budidaya selama 3 tahun, DPP GERAM selaku penggerak budidaya Koro pedang nasional, telah dibantu Kementrian Pertanian RI, dengan demplot area untuk 4 Kabupaten di 3 Provinsi melalui dana APBN tahun anggaran 2010 dan dilanjutkan dengan demplot area untuk 14 Kabupaten di 6 Provinsi (Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta dan Jawa Timur) melalui dana APBN tahun 2011.
Dari hasil pertemuan antara DPP GERAM dengan Menteri Pertanian yang didampingi Dirjen Tanaman Pangan, DPP GERAM diminta untuk mengawal pelepasan Koro varietas GERAM G 1, yang merupakan varietas Koro pedang yang secara resmi di lepas (varietas Koro pertama di dunia yang di release secara resmi) untuk dijadikan sebagai benih bagi program budidaya Koro pedang nasional.
Koro pedang secara resmi sudah mulai dimasukan dalam APBD Perubahan Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2010 dengan area tanam seluas 70 hektar di Kabupaten Banjarnegara dan Blora, tahun ini dilanjutkan dengan penanaman seluas 200 hektar di 10 Kabupetan, dengan dana APBD tahun 2011.
Kegiatan ini juga telah di ikuti oleh Pemkab Bogor (30 hektar) Garut (20 hektar) yang memasukan program budidaya ini melalui APBD tahun anggaran 2011 di Kabupaten masing2
Dalam upaya pengembangan budidaya Koro pedang nasional, DPP GERAM juga sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Garut, Purworejo, Gunung Kidul, Lebak, Lampung Selatan, Sukabumi, Subang, serta Gapoktan/Poktan (39 mitra tanam) untuk merealisir target penanaman seluas 100.000 hektar pada tahun 2011 (total rencana tanam sd tahun 2015 adalah 1 juta hektar)
Melalui kerjasama dengan Universitas Pasundan, Koro pedang telah menghasilkan 27 jenis produk turunan untuk : Bahan pangan (bahan baku pembuatan Tempe/tahu, Susu, Snack, Campuran abon, Tepung berprotein tinggi pengganti tepung terigu) Pakan ternak, Industri Farmasi/Kosmetik dan Bioenergi (bioethanol dan Biodiesel)

Persiapan Pelepasan Koro varietas GERAM

Koro varietas GERAM 

Pengembangan dan Budidaya Koro pedang, yang dilaksanakan DPP Gerakan Ekonomi Rakyat Mandiri/GERAM selaku penggerak budidaya nasional, sudah berjalan di 12 provinsi (Jambi, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI Jogjakarta, Jatim, NTB, Sulsel, Sumatera Utara, Bangka Belitung dan Kalimantan Selatan)
Saat ini pengawalan yang dilaksanakan oleh DPP GERAM, dilakukan mulai dari Penyediaan Benih unggul, Pendampingan tanam dan Penjaminan pembelian hasil panennya.
Koro pedang (Canavalia ensiformis) diproyeksikan untuk menggantikan impor Kedelai, Bungkil kedelai dan Gandum, yang selama ini membebani APBN dengan nilai impor sebesar Rp 32,1 trilyun/tahun.
Dari kegiatan pengembangan budidaya selama 3 tahun, DPP GERAM selaku penggerak budidaya Koro pedang nasional, telah dibantu Kementrian Pertanian RI, dengan demplot area untuk 4 Kabupaten di 3 Provinsi melalui dana APBN tahun anggaran 2010 dan dilanjutkan dengan demplot area untuk 14 Kabupaten di 6 Provinsi (Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Jogjakarta dan Jawa Timur) melalui dana APBN tahun 2011.
Dari hasil pertemuan antara DPP GERAM dengan Menteri Pertanian yang didampingi Dirjen Tanaman Pangan, DPP GERAM diminta untuk mengawal pelepasan Koro varietas GERAM G 1, yang merupakan varietas Koro pedang yang secara resmi di lepas (varietas Koro pertama di dunia yang di release secara resmi) untuk dijadikan sebagai benih bagi program budidaya Koro pedang nasional.
Koro pedang secara resmi sudah mulai dimasukan dalam APBD Perubahan Provinsi Jawa Tengah tahun anggaran 2010 dengan area tanam seluas 70 hektar di Kabupaten Banjarnegara dan Blora, tahun ini dilanjutkan dengan penanaman seluas 200 hektar di 10 Kabupetan, dengan dana APBD tahun 2011.
Kegiatan ini juga telah di ikuti oleh Pemkab Bogor (30 hektar) Garut (20 hektar) yang memasukan program budidaya ini melalui APBD tahun anggaran 2011 di Kabupaten masing2
Dalam upaya pengembangan budidaya Koro pedang nasional, DPP GERAM juga sudah menjalin kerjasama dengan Dinas Pertanian Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jambi dan Dinas Pertanian Kabupaten Bogor, Garut, Purworejo, Gunung Kidul, Lebak, Lampung Selatan, Sukabumi, Subang, serta Gapoktan/Poktan (39 mitra tanam) untuk merealisir target penanaman seluas 100.000 hektar pada tahun 2011 (total rencana tanam sd tahun 2015 adalah 1 juta hektar)
Melalui kerjasama dengan Universitas Pasundan, Koro pedang telah menghasilkan 27 jenis produk turunan untuk : Bahan pangan (bahan baku pembuatan Tempe/tahu, Susu, Snack, Campuran abon, Tepung berprotein tinggi pengganti tepung terigu) Pakan ternak, Industri Farmasi/Kosmetik dan Bioenergi (bioethanol dan Biodiesel) 

Aku si Kacang Koro: Koro varietas GERAM G 1

Aku si Kacang Koro: Koro varietas GERAM G 1: "Pengembangan dan Budidaya Koro pedang, yang dilaksanakan DPP Gerakan Ekonomi Rakyat Mandiri/GERAM selaku penggerak budidaya nasional, sudah ..."

Sabtu, 09 Juli 2011

Kerjasama Pembiayaan Budidaya Koro pedang dengan KUR Bank BNI

Menindak lanjuti surat undangan dari Devisi Usaha Kecil PT. Bank BNI tanggal 2 Maret 2011, kepada DPP GERAM, pada tanggal 4 Maret 2011 tim DPP Gerakan Ekonomi Rakyat Mandiri/GERAM yang didampingi Kasubdit Promosi Dalam Negeri, Direktorat Pengembangan Usaha dan Investasi Kementrian Pertanian, Wakil dari Dinas Pertanian THP Kabupaten Semarang dan DPD Masyarakat Agibisnis Agroindustri Provinsi Jambi, mempresentasikan proposal Pembiayaan Budidaya Koro pedang dengan menggunakan faslitas Kredit Usaha Rakyat/KUR dihadapan tim Analist kredit Devisi Usaha Kecil Bank BNI, di ruang rapat kantor pusat Bank BNI.
Pada kesempatan tersebut, juga dibahas menganai tata cara pengajuan KUR yang dikelola Bank BNI untuk dapat dimanfaatkan dalam upaya membantu pengembangan kegiatan budidaya Koro pedang nasional, pihak Bank BNI meminta pada GPP GERAM, untuk bertindak selaku koordinator para pelaku tanam (Poktan, Gapoktan dan Koperasi) yang menjadi mitra tanam Gerakan Ekonomi Rakyat Mandiri.

Sebagai skem kredit yang diarahkan untuk dapat membantu para pengusaha kecil/menengah, termasuk pera pelaku usaha dibidang pertanian, skem KUR juga mewajibakan adanya anggunan kepada penggua fasilitas kredit ini, namun besar anggunan untuk KUR, minimal 30 % (40%) dari nilai kredit yang disetujui, karena pemerintah sudah menyediakan penjaminan sebesar 70% dari nilai kredit yang dislurkan.

Persyaratan lain yang diminta pihak Bank BNI adalah tersedianya Avalis yang bertindak selaku penjamin pembelian hasil panen Koro pedang, sebagai pelengkap jaminan pengembalian kredit yang disalurkan untuk pembiayaan budidaya Koro pedang nasional kepada para petani mitra tanamnya, nilair paket KUR yang ditawarkan Bank BNI adalah Rp 500 juta/paket, dengan masa pinjaman antara 1 sampai dengan 3 tahun.

Selaku kreditor, pihak Bank BNI juga meminta DPP GERAM bertindak sebagai agen pelaksana penyaluran dan pengembalian kredit yang diberikan pada para petani yang menjadi mitra tanamnya, dengan menggunakan fasilitas Standing Instruction yang ada dilingkungan bank BNI.

Kesepakatan kerjasama ini, berlaku untuk pembiayaan budidaya Koro pedang bagi pelaku usaha tanam Koro pedang yang menjadi mitra tanam DPP GERAM diseluruh Indonesia.

Kamis, 07 Juli 2011

Prospek Budidaya dan Tata Niaga Koro pedang Nasional

Kebutuhan nasional untuk komoditas Kedelai, Bungkil kedelai dan Gandum, sebagai bahan pangan pangan dan pakan ternak, setiap tahun membebani APBN dengan nilai impor sebesar Rp 32,1 trilyun, hal ini diluar kebutuhan pabrik-pabrik pakan ternak yang meng impornya langsung, melalui pelabuhan khusus yang mereka miliki.
Potensi pasar ini merupakan peluang pasar bagi kegiatan budidaya Koro pedang nasional, karena Koro pedang dapat menggantikan fungsi dan kegunaan dari ketiga komoditas impor tersebut, dengan melibatkan petani dan para pelaku tanam dan tata niaga nasional.
Disamping dapat memenuhi kebutuhan nasional, kegiatan budidaya Koro pedang nasional juga berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara eksportir terbesar Koro pedang ke pasar bahan pangan Internasional, peluang ini perlu ditindak lanjuti dengan penanganan program terpadu, yang melibatkan berbagai instansi terkait bersama petani mitra tanam